A. Sejarah Lele di Tanah Air
Pada tahun 1980— 1982 atau periode awal lele mulai didomestikasi di tanah air, peternak membudidayakan lele dalam kolam- kolam tanah. Teknik pemijahan pun masih secara tradisional. Para peternak memelihara induk lele jantan dan betina dalam 1 kolam. Biasanya, para peternak membuat kolam pemijahan di tepi sungai. Mereka juga menyediakan gentong-gentong di bagian tepi kolam sebagai tempat lele memijah. Anakan lele yang menetas dalam gentong itu kemudian dipelihara di kolam terpisah.
Pada periode 1982— 1984, sistem pemijahan dengan memasangkan induk lele jantan dan betina mulai dikenal. Caranya, peternak memilih pasangan- pasangan induk lele, kemudian tiap pasang indukan dipelihara di kolam ukuran 50 cm x 150 cm. Setelah memijah, benih lele dipelihara di kolam semen atau tanah. Sejak tahun 1980 hingga sekarang, usaha lele pun tak pernah sepi peminat bahkan berkembang kian pesat. dibudidayakan dengan modal usaha kecil. Selain itu, lele dapat dibudidayakan di lahan minim air dengan padat tebar tinggi. Akibat diperkenalkannya kolam terpal, lele dapat dibudidayakan di hampir semua tempat mulai di teras rumah, daerah bekas tambang, hingga di pesisir pantai.
Siapa tak kenal lele? Di tanah air, lele merupakan salah satu jenis ikan paling banyak dikonsumsi. Salah satu menu terpopuler di kalangan masyarakat adalah pecel lele yang banyak dijajakan di warung tenda pinggir jalan. Namun, di Eropa Tengah, catfish–sebutan lele dalam Bahasa Inggris–adalah menu mewah. Lele hanya disajikan saat ada pesta atau perayaan tertentu.
Kebiasaan itu bahkan dilestarikan sampai ke tanah jajahan Bangsa Eropa, yaitu Amerika. Di Negeri Paman Sam khususnya Amerika Serikat bagian Selatan, catfish menjadi menu yang sangat populer. Namun, catfish yang dikenal masyarakat Eropa dan Amerika itu berbeda dengan lele yang biasa kita santap. Mereka mengenal channel catfish yang memiliki nama ilmiah Ictalurus punctatus serta I. furcatus yang dikenal sebagai blue catfish. Sementara masyarakat Indonesia akrab dengan lele spesies Clarias spp.
Sebutan catfish yang biasa diartikan lele dalam Bahasa Indonesia, bukan merujuk pada satu spesies, melainkan pada beragam jenis ikan ordo Siluriformes. Ciri khasnya, pada bagian moncong terdapat indra peraba menyerupai kumis yang disebut barbell atau oleh masyarakat Jawa dikenal sebagai "sungut". Karena adanya kumis yang menyerupai kumis kucing itulah lele mendapat julukan catfish.
Jenis lele sangat beragam mulai dari lele raksasa Pangasianodon gigas asal Sungai Mekong, Vietnam, yang mencapai panjang 3 m dan bobot 300 kg hingga lele terkecil dari keluarga Aspredinidae dan Trichomycteridae yang panjang tubuhnya hanya sekitar 1 cm saat dewasa. Masyarakat Thailand Utara juga pernah menangkap lele mekong raksasa seberat 293 kg pada Mei 2005. Bangsa lele hidup di perairan darat maupun pantai dan tersebar luas di semua benua kecuali Antartika. Namun, daerah tropis di Amerika Selatan, Afrika, serta Asia memiliki keragaman jenis lele terbesar.
Di Indonesia, misalnya, terdapat setidaknya 6 jenis lele. Di antara keenam jenis itu, C. batrachus yang paling banyak dibudidayakan peternak. Jenis C. batrachus hidup di Asia Tenggara hingga India bagian Timur, Sri Lanka, Birma, serta Bangladesh. Sementara jenis C. gariepinus ditemukan di danau, rawa, dan sungai- sungai di Afrika serta Timur Tengah. Sebagian besar jenis plamond—sebutan lele di Thailand—hidup di air tawar terutama di perairan dangkal yang mengalir meski sebagian dapat ditemukan di air asin.
Secara alami, lele merupakan hewan omnivora pemakan ikan, moluska, cacing, bangsa udang, serta ganggang dan biasa mencari pakan di bagian bawah air.
B. Jenis - Jenis Ikan Lele yang di Budidayakan
Ikan lele (Clarias Sp.) banyak tersebar di perairan Asia dan Afrika. Jenis ikan lele sangat banyak, tidak semua ikan lele cocok untuk dibudidayakan dan dikonsumsi. Hanya dari jenis-jenis tertentu saja yang bisa dibudidayakan untuk tujuan konsumsi.
Jenis-jenis ikan lele yang dibudidayakan biasanya memiliki sifat unggul seperti pertumbuhan cepat dan tahan terhadap penyakit. Selain itu, ia harus bisa tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang mempunyai kepadatan tinggi dan kondisi air minim.
Ikan lele banyak hidup di perairan air tawar hingga air payau. Beberepa peternak lele di Pantura Jawa berhasil membudidayakan ikan lele di tambak bekas bandeng dan udang. Pada dasarnya, ikan lele hidup secara nocturnal, aktif bergerak di malam hari. Di perairan bebas lele berada di tempat-tempat air tergenang yang cenderung tenang seperti rawa, danau dan daerah sungai yang agak terlindung. Biasanya ikan ini memilih tempat-tempat yang teduh dan membuat lubang-lubang ditanah.
Ikan lele termasuk pada jenis ikan karnivora atau pemakan daging. Di alam ikan ini menyantap cacing, kutu, larva serangga dan siput air. Pada keadaan tertentu ia bisa memangsa sesamanya alias kanibal. Biasanya, ikan lele menjadi kanibal karena tak ada makanan lain dan faktor perbedaan ukuran. Lele yang lebih besar akan memangsa kawanan yang lebih kecil.
Ikan lele berkembang biak dengan telur, dan telurnya dibuahi secara eksternal. Musim perkembangbiakan lele secara massal terjadi diawal musim hujan. Dibeberapa kasus masih membiak sepanjang musim hujan. Ikan lele memijah didorong oleh faktor kelimpahan air dan kualitas air, dimana pada musim hujan air cukup banyak dan kualitasnya lebih baik. Lele juga memijah ketika ada rangasangan berupa bau tanah. Tanah yang terjemur kemudian terendam air akan mengeluarkan bau khas yang merangsang ikan memijah. Kondisi ini biasanya terjadi saat hujan tiba.
Di Indonesia, setidaknya terdapat dua spesies ikan lele yang biasa dibudidayakan masyarakat. Yaitu spesies Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Dari dua spesies ini, ada beberapa ikan lele yang dikategorikan unggul yaitu lele dumbo, lele sangkuriang dan lele phyton. Setiap jenis ikan lele tersebut memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut penjelasan dari jenis-jenis ikan lele budidaya di Indonesia.
1. Ikan lele lokal
Ikan lele lokal. [foto: wikipedia]
2. Ikan lele dumbo
Ikan lele dumbo. [foto: wikipedia]
Ikan lele dumbo pertama kali didatangkan ke
Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985. Ikan ini menjadi favorit
dikalangan peternak karena pertumbuhannya yang cepat dan badannya yang
bongsor dibandingkan dengan lele lokal. Sebagai perbandingan, lele dumbo
berumur 2 bulan besar badannya bisa dua kali lipat dibanding lele lokal
berumur satu tahun.
Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil perkawinan antara Ikan lele asal Taiwan Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika Clarias Mosambicus. Namun keterangan lain menyebutkan lele dumbo lebih mirip dengan Clarius Gariepinus
yang hidup di perairan Kenya, Afrika. Banyak literatur yang
menggolongkan lele dumbo kedalam jenis yang kedua, termasuk artikel ini.
Untuk pastinya, perlu penelaahan lebih lanjut dalam mengungkap
asal-usul lele dumbo.Dari sisi fisik, ikan lele dumbo bisa dibedakan dengan lele lokal dari warnanya yang hitam kehijauan. Lele dumbo juga akan bereaksi ketika terkejut atau stres, kulitnya berubah menjadi bercak-bercak hitam atau putih dan kemudian akan berangsur-angsur kembali ke warna awal. Lele dumbo memiliki patil seperti lele lokal, namun patilnya tidak mengeluarkan racun. Lele dumbo juga cocok dipelihara di kolam tanah karena tidak mempunyai kebiasaan membuat lubang. Secara umum, lele dumbo bisa tumbuh lebih cepat, lebih besar dan lebih tahan terhadap penyakit dibanding lele lokal. Namun dari sisi rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek. Sebagian orang menganggap daging ikan lele lokal lebih enak rasanya dibanding lele dumbo.
3. Ikan lele sangkuriang
Ikan lele sangkuriang. [foto: keboen-ikan.com]
Dari hasil perkawinan ini ternyata didapatkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan bertelur hingga 40.000-60.000 butir per sekali pemijahan. Jauh berbeda dengan kemampuan bertelur ikan lele lokal yang berkisar 1.000-4.000 butir. Lele Sangkuriang juga lebih tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara di air minim, dan kualitas daging yang lebih baik.
Hanya saja kelemahannya, peternak tidak bisa membenihkan lele Sangkuriang dari induk lele Sangkuriang. Apabila ikan lele Sangkuriang dibenihkan lagi, kualitasnya akan turun. Jadi pembenihan lele Sangkuriang harus dilakukan dengan persilangan balik.
Saat ini BBPAT sedang menggodok varian baru lele Sangkuriang, yaitu ikan lele Sangkuriang II. Jenis ini merupakan perbaikan dari Sangkuriang I. Ikan lele ini persilangan antara indukan jantan F6 Sangkuriang I dengan indukan betina F2 lele dari Afrika. Indukan lele Afrika dipilih karena ukurannya yang besar, bisa sampai 7 kilogram. Hal ini dipandang bisa memperbaiki sifat genetis lele Sangkuriang. Berdasarkan pemulianya, yaitu BBPAT, ikan lele Sangkuriang II pertumbuhannya lebih besar 10 persen ketimbang Sangkuriang dan bobotnya pun lebih bongsor.
Ikan lele sangkuriang II belum dilepas secara bebas. Pihak BBPAT masih melakukan uji multilokasi di daerah Bogor (Jawa Barat), Gunung Kidul (Yogyakarta), Kepanjen (Jawa Timur) dan Boyolali (Jawa Tengah). Daerah tersebut memang dikenal sebagai sentra-sentra produksi lele nasional.
5. Ikan lele phyton
Ikan lele phyton. [foto: keboen-ikan.com]
C. Penerapan CBIB yang sesuai SNI
1.
Anjuran SNI dan menerapkan
CBIB
a.
Anjuran SNI.
Dalam menerapkan cara berbudidaya ikan yang baik, kulitas
air factor penentu untuk menjamin mutu dan keamanan pangan ikan produksi. Menjamin mutu dan keamanan pangan adalah tujuan dari CBIB, maka Pokdakan yang menerima manfaat pengembangan demfarm supaya melaksanakan anjuran SNI.
Anjuran SNI dan penerapan CBIB, ini sudah ada di pembudidaya itu sendiri, hanya saja belum terkontrol.
Untukanjuran SNI yaitu :
1. Lingkungan kolam harus bersih.
2. Sanitasi kolam bersih
3. Adanya kolam filter untuk penyaringan air (
antisifasi pencemaran).
4. Sistim pasok air kolam mengunakan system seri.
5. Pintu pengering kolam menggunakan moniv“ U ”
6. Adanya kamaril
7. Terjaganya kualitas air ( untuk ikan nila ) meliputi:
-
karakteristikfisik, 10 X 20 m / petak.
-
Suhu = 250 –
300 C
-
debit air, 3 - 5
liter/ detik
-
kecerahan air30 – 40 Cm, tembus sinar matahari
-
keasaman(Ph) 6,5 – 8,5 ppm
-
Oksigen terlarut (DO) 5 mg/liter lebih
-
Karbondioksida ( CO2 ) kurang 12 mg/liter
-
Amoniak (NH3-N) kurang dari 1 mg/liter
-
Nitrit kurang dari 0,06 mg/liter (Zat makanan dalam air)
-
Karakteristik biologi air meliputi plankton dan bentos.
( sumber data : brosur pengelolaan kualitas air Dirjen perikanan budidaya 2014)
Disamping kualitas air tersebut diatas pembudidaya juga mempedomani Safta Usaha Budidaya yang juga termasuk SNI yaitu :
1. Pengolahan tanah/lahan
2. Pemupukan
3. Pengapuran (CaO3
).
4. Pengendalian hama penyakit
5. Bibit unggul/ baik
6. Penanganan pasca panen
7. Pemasan.
b.
Menerapkan CBIB.
Cara berbudidaya ikan yang baik telah di laksanakan oleh pembudidaya. Namun belum mengetahui hal-hal yang perlu di
antisipasi dan dihindarkan serta tidak boleh dilakukan oleh pokdakan atau pembudidaya karena berpengaruh terhadap mutu dan keamanan pangan.
Hal-hal yang di antisipasi dan dihindari serta tidak diperboleh dalam menerapkan CBIB yaitu :
1. Air kolam tidak tercemar dari limbah logam
2. Air kolam tidak tercemar limbah kayu
3. Air kolam tidak tercemar dari limbah rambut
4. Air kolam tidak tercemar dari limbah rumah tangga termasuk air sabun cuci dan sabun mandi
5. Air kolam tidak tercemar baik langsung maupun tidak langsung dari kotoran hewan ternak termasuk unggas dan kotoran manusia.
6. Air kolam tidak tercemar dari obat-obatan, racun, dan
lain-lain
D. Kelebihan Cara Budidaya Ikan Lele Menggunakan Kolam Terpal
Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman
rumah. lahan yang digunakan berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau
lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi Lebih Produktif. keuntungan dari
kolam terpal adalah terhindar dari hewan pemangsa ikan, hewan piaraan,
ikan terlihat lebih cerah, dan ular sawah.
Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk pemanenan dan dapat mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai usia ikan. dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar, Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam. Lahan yang digunakan regular tidak berubah karena bukan kolam galian.
Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk pemanenan dan dapat mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai usia ikan. dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar, Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam. Lahan yang digunakan regular tidak berubah karena bukan kolam galian.
- Menghindari dimangsa hama seperti ikan dan ular bidang liar.
- Dilengkapi dengan volume air yang berguna untuk memfasilitasi perubahan air dan tanaman dan untuk memfasilitasi penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
- Dapat digunakan sebagai peluang usaha kecil dan besar,
- Menghasilkan kualitas lele yang lebih tinggi, terlihat lele tampak bersih, dan seragam.
- Penggunaan lahan tidak berubah karena tidak penggalian kolam renang atau kolam semen.
- Cara Awal Pengisian Air dan Bibit1. Konstruksi kolamTahap utama dalam budidaya ikan lele adalah wadah budidaya baik kolam tanah maupun kolam terpal dan kali ini adalah cara budidaya ikan lele di kolam terpal. Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan sabun untuk menghilangkan bau lem atau bahan kimia yang dapat membunuh benih ikan. Setelah itu, bagian dalam terpal dibilas bersih dan dikeringkan selama satu hari, kolam diisi dengan air hingga 20 cm.
Setelah kolam sudah terisi air diamkan selama kurang lebih satu minggu untuk proses pembentukan lumut dan untuk pertumbuhan fito plankton.
Kemudian tambahkan air lagi hingga mencapai 80 cm setelah ikan berangsung dewasa. Air yang telah ditinggalkan selama seminggu penuh dan diberikan daun-daun seperti daun singkong, atau pepaya. Tujuannya agar air berwarna hijau. air hijau untuk mencegah bau yang disebabkan karena penguapan air kolam dan harus dilakukan 25% penambahan dan penggantian air.2. Pemilihan Benih Unggul
Benih unggul dapat kita lihat dengan cara memperhatikan Ciri-ciri Sebagai Berikut :
- Benih Terlihat aktif Melakukan oksigenasi;
- Gesit, Agresif Dan cerah;
- Ukuran Terlihat Sama Rata;
- Warna Sedikit Lebih Terang;
3. Penebaran BenihSiapkan benih 1000 lele dumbo/sangkuriang ukuran 1,5-2 inci". Untuk ukuran kolam 2m x 1m x 1m. jika budidaya yang di lakukan dalam kuota yang besar maka penebaran benih kita akumulasikan dengan perbandingan sesuai ketentuan diatas. Bibit yang baru dibeli jangan segera dimasukkan ke dalam wadah atau kolam untuk budidaya, tapi harus melalui tahap peredaman yang dapat menyesuaikan benih ikan dengan air di kolam habitat untuk ikan di budidaya.
Langkah-langkah sebagai berikut :- Siapkan Bak / Ember;
- Masukan air kolam yang akan di jadikan budidaya ikan kedalam ember/bak;
- Masukan Benih Lele yang akan Di tebar;
- Diamkan Selama Kurang lebih selama 30 Menit (tujuan agar benih ikan melakukan penyesuain dengan air kolam bakal budidaya) dan untuk menghilang stres ikan setelah di pindahkan dari habitat penangkaran dan akan masuk kehabitat baru.;
- Setelah 30 menit benih dapat di tebar ke dalam kolam baik kolam tanah maupun kolam terpal.
Setelah lele berumur lebih dari 20 hari, lele perlu disortir dengan menggunakan bak penyortir berukuran 9 -12 cm.Alasannya dilakukan sortir karena, ikan lele yang lebih kecil akan sulit untuk mendapatkan makanan karena kalah cepat dengan yang lebih besar dan dapat memperlambat laju pertumbuhan ikan sebagian. Oleh karena itu, sejak awal kita harus menyiapkan dua kolam ukuran yang sama dengan tujuan untuk memisahkan ikan yang sudah di lakukan sortir.
Apabila tidak mempunyai lokasi yang cukup luas kita dapat menyiapkan kolam untuk ikan hasil sortir lebih kecil dari kolam budidaya. karena hanya ikan yang kecil saja yang di pindahkan ke kolam hasil sortir (kolam kecil untuk ikan yang kecil) dan kolam yang besar kita gunakan untuk ikan yang besar.4. Pengaturan Kualitas airAir kolam akan berkurang karena proses penguapan maka perlu tambahkan air sampai tingkat air kembali ke posisi normal. Pada tingkat air 20 cm (bulan pertama), 40 cm (bulan kedua), dan 80 cm (bulan ketiga).Warna air yang terbaik bagi ikan lele berwarna hijau menunjukkan bahwa kualitas air yang baik untuk ikan lele. Lele tidak suka air jernih.
Dan air akan berubah merah ketikan ikan sudah dewasa untuk siap panen.5. Kedalaman airKolam jangan terlalu dangkal karena penguapan akan membuat ikan menjadi terlalu panas. Tentunya ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan mati. Solusinya adalah dengan menambahkan air telah surut kembali ke posisi yang telah ditentukan.Selain itu perlu untuk menambahkan tanaman air seperti kangkung, daun talas / talas, dan eceng gondok. Fungsi sebagai tanaman peneduh, selain itu juga dapat menyerap racun yang terkandung dalam air kolam. tingkat air kolam 20 cm (bulan pertama), 40 cm (bulan kedua), dan 80 cm (bulan ketiga).6. Tingkat Kejernihan AirPada dasarnya lele tidak suka air jernih. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan bentuk tubuhnya. pakan alam lele di malam hari menyebabkan lele tidak perlu penglihatan yang baik. Hal ini juga didukung dari bentuk tubuh memiliki kumis di sekitar mulut. Fungsi ini berguna untuk meraba makanan.Selain itu, sistem pernapasan ikan lele menggunakan labirin, yang berarti bernapas lele tidak bergantung pada oksigen terlarut dalam air. Dengan demikian, kondisi oksigen minimal lele dapat bertahan hidup air berlumpur tersebut.Meskipun ikan lele tidak suka air jernih, kita tidak bisa memasukan sembarangan air ke dalam kolam.Bisa jadi kita memasukan air yang mengandung bakteri dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit. sebagai penangkalnya yaitu dengan memberikan daun seperti yang disebutkan di atas sehingga air berwarna hijau.
7. PakanPakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pukul 07:00 pagi, 17:00 dan 22:00. Makanan tidak selalu harus 3 kali sehari, bisa jadi 4 kali, tergantung pada kebutuhan ikan akan makan.Dalam proses pakan budidaya ikan diberikan dengan menggunakan jenis sentrat ikan 781-1 karena di dalamnya mengandung nutrisi yang di butuhkan ikan protein minimal 35%, lemak 10-16%, karbohidrat 15-25%, vitamin dan mineral. .Pemberian pakan tidak boleh terlalu berlebihan karena akan menimbulkan berbagai macam jenis penyakit akibat pakan yang mengendap yang tidak termakan oleh ikan. akan menyebabkan amonia beracun.
Tips : Pakan Alami Juga Bisa Di Berikan Seprti Kroto Semut Rangrang pakan ini akan lebih efektif dan efisien.8. Pengendalian Hama dan PenyakitHama dan penyakit tidak bisa dianggap remeh karena sangat mempengaruhi baik volume produksi. maupun tingkat keberhasilan dalam budidaya ikan. Hama biasanya binatang yang berang-berang, burung pemakan ikan, kucing, dll Adapun penyakit seperti virus dan bakteri.Pencegahan adalah dengan menggunakan semacam penghalang sehingga tidak ada hewan liar yang masuk ke kolam dan makan benih lele. Untuk penyakit dapat diberikan obat-obatan yang banyak tersedia di toko perikanan, tergantung pada jenis penyakit yang menjangkit ikan lele.9. PanenSetelah Kurang lebih selama 90 hari, ikan akan dipanen. Pemanenan dilakukan dengan menyortir dengan memilih ikan yang layak untuk dikonsumsi (dijual) ukuran biasanya 4 sampai 7 ekor per kg atau sesuai dengan keinginan pembeli, maka ukuran yang lebih kecil dipelihara kembali.
10. Selamat Mencoba !
mantap infonya
BalasHapus